Hygiene dan sanitasi makanan merupakan aspek penting dalam menjaga kesehatan dan mencegah penyebaran penyakit melalui makanan. Hygiene sanitasi makanan mengendalikan faktor risiko terjadinya kontaminasi terhadap makanan, baik yang berasal dari bahan makanan, orang, tempat dan peralatan agar aman dikonsumsi. Dalam industri pangan, penerapan prinsip hygiene dan sanitasi makanan sangat krusial untuk memastikan bahwa makanan yang disajikan aman untuk dikonsumsi. Penerapan Hygiene dan Sanitasi Makanan dilakukan untuk melindungi, memelihara, dan meningkatkan derajat kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan. 

Berikut adalah enam prinsip utama yang harus diperhatikan dalam hygiene dan sanitasi makanan.

Pemilihan Bahan Baku Makanan

Saat belanja bahan makanan, pastikan bahan makanan mentah seperti daging, ikan, dan sayuran masih segar, serta pastikan plastik pembungkusnya rapat dan tidak bolong untuk menjaga hygiene dan sanitasi makanan, serta mencegah kontaminasi dan mikroorganisme patogen.

Jangan lupa cek label dan merek produk untuk memastikan tanggal kedaluwarsa dan mutu bahan makanan. Untuk bahan makanan seperti daging, ikan, dan ayam, waktu penyimpanan idealnya hanya 2 jam di suhu ruangan. Maka, sebaiknya disimpan di dalam freezer.

Penyimpanan Bahan Makanan

Penyimpanan yang tepat sangat penting untuk menjaga hygiene dan sanitasi makanan serta mencegah kerusakan dan kontaminasi. Bahan makanan harus disimpan pada suhu yang sesuai untuk menghindari pembusukan. Misalnya, bahan segar seperti sayuran dan daging perlu disimpan di tempat dingin atau beku untuk menjaga kesegarannya dan memastikan hygiene dan sanitasi makanan tetap terjaga. Teknik penyimpanan yang benar tidak hanya membantu memperpanjang umur simpan bahan makanan tetapi juga mencegah pertumbuhan bakteri. Ada empat teknik penyimpanan yang dapat digunakan, yaitu penyimpanan sejuk (cooling), penyimpanan dingin (chilling), penyimpanan dingin sekali (freezing), dan penyimpanan beku (frozen).

Pengolahan Makanan

Proses pengolahan makanan harus dilakukan dengan memperhatikan kebersihan dapur dan peralatan masak. Semua peralatan harus bersih dan hanya digunakan untuk tujuan memasak.  Penggunaan APD seperti penutup rambut, sarung tangan, dan masker perlu diterapkan untuk memastikan bahan makanan tetap higienis. Pengolahan juga melibatkan pematangan makanan pada suhu yang cukup tinggi untuk membunuh mikroorganisme berbahaya, serta memastikan bahwa semua bahan tercampur dengan baik.

Pengangkutan Makanan 

Pengangkutan makanan yang sudah dimasak harus dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah kontaminasi karena resiko pencemaran makanan masak lebih tinggi daripada bahan makanan mentah. Pastikan makanan dalam kondisi bersih dan aman, menggunakan wadah tertutup untuk menghindari kontak dengan bahan lain yang mungkin terkontaminasi. 

Penyimpanan Makanan Jadi 

Setelah dimasak, makanan harus disimpan dalam wadah bersih dan tertutup untuk menjaga kualitasnya. Wadah harus mempunyai tutp yang rapat dan tersedia lubang ventilasi untuk makanan panas untuk membuang uap makanan agar tidak terjadi kondensasi. Air uap kondensasi bisa menjadi media pertumbuhan bakteri hingga makanan mudah basi. Suhu penyimpanan juga harus diperhatikan agar tidak berada dalam rentang suhu yang memungkinkan pertumbuhan bakteri patogen. 

  1. Makanan yang disajikan panas harus  disimpan dalam suhu 60 derajat celcius. Jika makanan sudah dingin yang berada dibawah suhu 4 derajat celsius dan ingin disajikan panas maka panaskan kembali sampai 60 derajat celcius
  2. Makanan yang disajikan dingin harus disimpan dalam suhu dibawah 4 derajat celsius
  3. Makanan yang akan disajikan lebih dari 6 jam dari waktu pengolahan harus diukur suhunya dibawah 4 derajat celsius atau dalam keadaan beku 0 derajat celsius
  4. Hindari suhu makanan berada pada suhu antara 24 – 60 derajat celsius, karena pada sushu tersebut merupakan suhu terbaik untuk pertumbuhan bakteri patogen dan pincak optimalnya pada suhu 37 derajat celsius

Penyajian Makanan  

Saat menyajikan makanan, penting untuk menggunakan wadah terpisah untuk setiap jenis makanan guna mencegah kontaminasi silang. Penyajian juga harus dilakukan dengan memperhatikan kebersihan tangan dan peralatan makan agar tidak menularkan penyakit kepada konsumen. Menjaga kebersihan selama penyajian adalah langkah akhir yang krusial dalam rantai hygiene sanitasi makanan.

Penerapan prinsip hygiene sanitasi makanan tidak hanya penting bagi industri pangan tetapi juga bagi individu dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengikuti enam prinsip ini, kita dapat membantu mencegah penyakit yang ditularkan melalui makanan serta memastikan bahwa produk pangan yang kita konsumsi aman dan berkualitas tinggi. Ikuti pelatihan Pengelolaan Higiene Sanitasi Makanan. Di sana, Kalian akan mendapatkan materi teori dan praktik secara lengkap serta memperoleh sertifikasi resmi dari Kemnaker RI.